SISTEM IMUNITAS
Sistem imun
tidak memiliki tempat khusus dalam tubuh manusia dan tidak dikontrol oleh organ
pusat seperti otak. Sel-sel tertentu berperan sebagai pasukan pertahanan untuk
memerangi penyusup atau benda asing yang masuk ke tubuh yang berpotensi
menimbulkan gangguan pada tubuh. Sel-sel dalam sistem imun menghasilkan
antibodi yang akan mengenali antigen dari benda asing atau mikroorganisme
patogen.
Imunisasi
merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk memperoleh kekebalan secara
aktif. Sel-sel apa saja yang berperan dan bagaimana sistem imun bekerja akan
dipelajari dalam subbab berikut ini. Sebagai contoh gangguan pada sistem
kekebalan tubuh adalah AIDS yang disebabkan infeksi HIV. Penyakit ini akan
dipelajari dalam subbab berikutnya.
A. Mekanisme
Pembentukan Kekebalan Sistem Imun Tubuh
Apabila tubuh
mendapatkan serangan dari benda asing maupun infeksi mikroorganisme (kuman
penyakit, bakteri, jamur, atau virus) maka sistem kekebalan tubuh akan berperan
dalam melindungi tubuh dari bahaya akibat serangan tersebut. Ada beberapa macam
imunitas yang dibedakan berdasarkan cara mempertahankan dan berdasarkan cara
memperolehnya.
Mikrobia untuk
dapat menginfeksi bagian organ yang lebih dalam terlebih dahulu harus berhasil
menembus penghalang luar yaitu kulit dan membran mukosa. Apabila sudah berhasil
melewati pertahanan pertama maka harus menghadapi pertahanan kedua yaitu
fagositosis (protein antimikrobia).
Berdasarkan cara
mempertahankan diri dari penyakit, imunitas dibedakan menjadi dua, yaitu
imunitas nonspesifik dan imunitas spesifik. Adapun berdasarkan cara
memperolehnya dibedakan menjadi kekebalan aktif dan kekebalan pasif. Berikut
ini akan dibahas jenis-jenis kekebalan satu persatu dan proses pembentukan
antibodi.
1. Imunitas
Nonspesifik
Pertahanan tubuh
terhadap serangan (infeksi) oleh mikroorganisme telah dilakukan sejak dari
permukaan luar tubuh yaitu kulit dan pada permukaan organ-organ dalam. Tubuh
dapat melindungi diri tanpa harus terlebih dulu mengenali atau menentukan
identitas organisme penyerang. Imunitas nonspesifik didapat melalui tiga cara
berikut.
a. Sistem Imun /
Imunitas Pertahanan yang Terdapat di Permukaan Organ Tubuh
Tubuh memiliki
daerah-daerah yang rawan terinfeksi oleh kuman penyakit berupa mikroorganisme,
yaitu daerah saluran pernapasan dan saluran pencernaan. Saluran pencernaan
setiap hari dilewati oleh berbagai macam makanan dan air yang diminum. Makanan
tersebut tidak selalu terbebas dari kuman penyakit baik berupa jamur maupun
bakteri sehingga terinfeksi melalui saluran pencernaan kemungkinannya tinggi.
Setiap organ tubuh
seperti paru-paru, lambung, ginjal, mempunyai kulit dan membran mukosa sebagai
pembatas mekanis agar mikrobia tidak masuk ke dalam organ tersebut. Setiap
kulit dan membran mukosa pada organ-organ tubuh memiliki cara tersendiri untuk
melindungi diri dari kuman penyakit.
Sebagai contoh,
pada kulit terdapat kelenjar minyak yang mengandung bahan kimia dan dapat
melemahkan bahkan membunuh bakteri di kulit. Mikroorganisme yang berada pada
bahan makanan sebagian besar sudah dimatikan oleh saliva yang mengandung
lisosom. Di dalam perut, mikroorganisme yang masih hidup juga dimatikan dengan
adanya asam-asam. Di dalam usus terdapat enzim-enzim pencernaan yang juga dapat
membunuh mikroorganisme yang merugikan.
Demikian juga
dengan saluran pernapasan. Hal ini disebabkan udara yang dihirup melalui hidung
mengandung partikel-partikel asing (berupa debu) maupun mikroorganisme
(termasuk spora jamur). Spora jamur dapat tumbuh dan berkembang biak jika
berada di tempat (lingkungan) yang sesuai.
Pada trakea
terdapat sel-sel bersilia yang dapat menyapu lendir serta partikel-partikel
berbahaya yang terselip di antara kerongkongan agar dapat keluar bersama air
ludah.
b. Sistem Imunitas
Pertahanan dengan Cara Menimbulkan Peradangan (Inflamatori)
Mikroorganisme
yang telah berhasil melewati pertahanan di bagian permukaan organ dapat
menginfeksi sel-sel dalam organ. Tubuh akan melakukan perlindungan dan
pertahanan dengan memberi tanda secara kimiawi yaitu dengan cara sel terinfeksi
mengeluarkan senyawa kimia histamin dan prostaglandin. Senyawa kimia ini akan
menyebabkan pelebaran pada pembuluh darah di daerah yang terinfeksi. Hal ini
akan menaikkan aliran darah ke daerah yang terkena infeksi. Akibatnya daerah
terinfeksi menjadi berwarna kemerahan dan terasa lebih hangat.
Apabila kulit
mengalami luka akan terjadi peradangan yang ditandai dengan memar, nyeri,
bengkak, dan meningkatnya suhu tubuh. Jika luka ini menyebabkan pembuluh darah
robek maka mastosit akan menghasilkan bradikinin dan histamin. Bradikinin dan
histamin ini akan merangsang ujung saraf sehingga pembuluh darah dapat semakin
melebar dan bersifat permeabel.
Kenaikan
permeabilitas kapiler darah menyebabkan neutrofil berpindah dari darah ke
cairan luar sel. Neutrofil ini akan menyerang bakteri yang menginfeksi sel.
Selanjutnya,
neutrofil dan monosit berkumpul di tempat yang terluka dan mendesak hingga
menembus dinding kapiler. Setelah itu, neutrofil mulai memakan bakteri dan
monosit berubah menjadi makrofag (sel yang berukuran besar). Makrofag berfungsi
fagositosis dan merangsang pembentukan jenis sel darah putih yang lain.
1) Jaringan
mengalami luka, kemudian mengeluarkan tanda berupa senyawa kimia yaitu histamin
dan senyawa kimia lainnya.
2) Terjadi
pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi) yang menyebabkan bertambahnya aliran
darah, menaikkan permeabilitas pembuluh darah. Selanjutnya terjadi perpindahan
sel-sel fagosit.
3) Sel-sel fagosit
(makrofag dan neutrofil) memakan patogen.
Sinyal kimia yang
dihasilkan oleh jaringan yang luka akan menyebabkan ujung saraf mengirimkan
sinyal ke sistem saraf. Histamin berperan dalam proses pelebaran pembuluh darah.
Makrofag disebut
juga big eaters karena berukuran besar, mempunyai bentuk tidak beraturan, dan
membunuh bakteri dengan cara memakannya. Anda dapat mengingat kembali cara
makan amoeba, seperti itulah cara makrofag memakan bakteri.
Bakteri yang sudah
berada di dalam makrofag kemudian dihancurkan dengan enzim lisosom. Makrofag
ini juga bertugas untuk mengatasi infeksi virus dan partikel debu yang berada
di dalam paru-paru. Sebenarnya di dalam tubuh keberadaan makrofag ini sedikit,
tetapi memiliki peran sangat penting.
Setelah infeksi
tertanggulangi, beberapa neutrofil akhirnya mati seiring dengan matinya
jaringan sel dan bakteri. Setelah ini sel-sel yang masih hidup membentuk nanah.
Terbentuknya nanah ini merupakan indikator bahwa infeksi telah sembuh. Jadi
reaksi inflamatori ini sebagai sinyal adanya bahaya dan sebagai perintah agar
sel darah putih memakan bakteri yang menginfeksi tubuh.
Selain sel monosit
yang berubah menjadi makrofag juga terdapat sel neutrofil yang akan membunuh
bakteri (mikroorganisme asing lainnya).
c. Sistem Imun
Pertahanan Menggunakan Protein Pelindung
Jenis protein ini
mampu menghasilkan respons kekebalan, di antaranya adalah komplemen. Komplemen
ini dapat melekat pada bakteri penginfeksi. Setelah itu, komplemen menyerang
membran bakteri dengan membentuk lubang pada dinding sel dan membran plasmanya.
Hal ini menyebabkan ion-ion Ca+ keluar dari sel bakteri, sedangkan cairan serta
garam-garam dari luar sel bakteri akan masuk ke dalam tubuh bakteri. Masuknya
cairan dan garam ini menyebabkan sel bakteri hancur.
2. Imunitas
Spesifik
Imunitas spesifik
diperlukan untuk melawan antigen dari imunitas nonspesifik. Antigen merupakan
substansi berupa protein dan polisakarida yang mampu merangsang munculnya sistem
kekebalan tubuh (antibodi).
Mikrobia yang
sering menginfeksi tubuh juga mempunyai antigen. Selain itu, antigen ini juga
dapat berasal dari sel asing atau sel kanker. Tubuh kita seringkali dapat
membentuk sistem imun (kekebalan) dengan sendirinya. Setelah mempunyai
kekebalan, tubuh akan kebal terhadap penyakit tersebut walaupun tubuh telah
terinfeksi beberapa kali. Sebagai contoh campak atau cacar air, penyakit ini
biasanya hanya menjangkiti manusia sekali dalam seumur hidupnya. Hal ini karena
tubuh telah membentuk kekebalan primer. Kekebalan primer diperoleh dari B
limfosit dan T limfosit.
Adapun imunitas
spesifik dapat di peroleh melalui pembentukan antibodi. Antibodi merupakan
senyawa kimia yang dihasilkan oleh sel darah putih. Apakah Anda tahu bagaimana
kuman penyakit dapat terbunuh di dalam tubuh? Semua kuman penyakit memiliki zat
kimia pada permukaannya yang disebut antigen. Antigen sebenarnya terbentuk atas
protein. Tubuh akan merespon ketika tubuh mendapatkan penyakit dengan cara
membuat antibodi. Jenis antigen pada setiap kuman penyakit bersifat spesifik
atau berbeda-beda untuk setiap jenis kuman penyakit. Dengan demikian diperlukan
antibodi yang berbeda pula untuk jenis kuman yang berbeda. Tubuh memerlukan
macam antibodi yang banyak untuk melindungi tubuh dari berbagai macam kuman
penyakit. Anda pasti tahu bahwa dalam kehidupan sehari-hari tubuh tidak dapat
selalu berada dalam kondisi terbebas dari kotoran dan mikroorganisme (steril).
Demikian artikel
"Sistem Imun / Imunitas" ini saya susun, artikel ini saya ambil dari
berbagai sumber, di harapkan bisa di pelajari lebih lanjut.
*untuk menjaga
daya tahan tubuh (sistem imunitas ) supaya tetap bagus di sarankan
untuk selalu rutin berBEKAM/HIJAMAH ideal
2 minggu sampai satu bulan sekali.
Komentar
Posting Komentar