warna lebam pada kulit setelah terapi bekam
BEKAM merupakan suatu Tekhnik Pengobatan SUNNAH RASULULLAH SAW yg
telah lama dipraktekkan oleh manusia sejak jaman dahulu, kini pengobatan
ini sesuai perkembangan jaman telah dimodernisasi dan tetap mengikuti
kaidah-kaidah yang ILMIAH, dengan menggunakan suatu alat yang PRAKTIS
dan EFEKTIF serta Tanpa EFEK SAMPING.
Tekhnik Pengobatan BEKAM adalah suatu proses Membuang Darah kotor (Toksid/Racun) yang berbahaya dan sudah tidak dipakai oleh tubuh yang berada di bawah kulit melalui pembukaan kulit Epidermis.
Kulit adalah Organ terbesar dalam tubuh manusia, karena itu banyak mengandung Darah Kotor/Toksid/Racun yang berkumpul akibat sisa-sisa metabolisme.Toksid/Toksin adalah endapan Racun/Zat Kimia yang tidak bisa diurai oleh tubuh kita. Toksin atau Racun ini boleh dikatakan ada pada setiap orang, karena toksin-toksin ini berasal dari Pencernaan yang hampir setiap hari diisi oleh makanan-makanan yang mengandung Zat Pengawet, Zat Perasa, Zat Pewarna, Zat Pengembang, Pestisida,dll juga Udara diluar yang kondisi sekarang sudah banyak sekali Pencemaran.
Dengan melakukan penghisapan/vakum maka terbentuklah tekanan negatif di dalam cawan/ kop sehingga terjadi drainase cairan tubuh berlebih (darah kotor) dan toksin, menghilangkan perlengketan/ adhesi jaringan ikat dan akan mengalirkan darah “bersih” ke permukaan kulit dan jaringan otot yang mengalami stagnasi serta merangsang sistem syaraf perifer.Dalam beberapa literatur disebutkan bahwa bekam bekerja dengan cara merangsang atau mengaktifkan: (1) sistem kekebalan tubuh, (2) Pengeluaran Enkefalin,(3) Pelepasan neurotransmiter, (4) Penyempitan dan pelebaran pembuluh darah serta (5) “the gates for pain” pada Sistim Syaraf Pusat (CNS) yang berfungsi mengartikan sensasi rasa nyeri.
Apabila dilakukan pembekaman pada titik bekam, maka akan terjadi kerusakan mast cell dan lain-lain pada kulit, jaringan bawah kulit (sub kutis), fascia dan ototnya. Akibat kerusakan ini akan dilepaskan beberapa mediator seperti serotonin, histamine, bradikinin, slow reacting substance (SRS), serta zat-zat lain yang belum diketahui. Zat-zat ini menyebabkan terjadinya dilatasi kapiler dan arteriol, serta flare reaction pada daerah yang dibekam.
Dilatasi kapiler juga dapat terjadi di tempat yang jauh dari tempat pembekaman. Ini menyebabkan terjadinya perbaikan mikrosirkulasi pembuluh darah. Akibatnya timbul efek relaksasi (pelemasan) otot-otot yang kaku serta akibat vasodilatasi umum akan menurunkan tekanan darah secara stabil. Yang terpenting adalah dilepaskannya corticotrophin releasing factor (CRF), serta releasing factors lainnya oleh adenohipofise. CRF selanjutnya akan menyebabkan terbentuknya ACTH, dan corticosteroid.
Corticosteroid ini mempunyai efek menyembuhkan peradangan serta menstabilkan permeabilitas sel.Penelitian lain menunjukkan bekam pada titik tertentu dapat menstimulasi kuat syaraf permukaan kulit yang akan dilanjutkan pada cornu posterior medulla spinalis melalui syaraf A-delta dan C, serta traktus spinothalamicus kearah thalamus yang akan menghasilkan endorphin. Sedangkan sebagian rangsang lainnya akan diteruskan melalui serabut aferen simpatik menuju ke motor neuron dan menimbulkan reflek intubasi nyeri.
Dengan berBEKAM inilah Darah Kotor/Toksid/Racun dapat dibersihkan sehingga darah menjadi Bersih dari Kotoran/Racun yg membuat Sirkulasi Darah menjadi Lancar. Inilah salah satu cara DETOKSIFIKASI (Proses pengeluaran Darah Kotor/Toksid/Racun) yg sangat Efektif dan Tanpa Efek Samping selama orang yg diBEKAM KONDISInya memungkinkan dilakukan pemBEKAMan.
BEKAM dapat menghilangkan rasa sakit, pegal-pegal dan manfaat yang utama adalah membuang racun yang ada dalam tubuh kita.
Tekhnik Pengobatan BEKAM adalah suatu proses Membuang Darah kotor (Toksid/Racun) yang berbahaya dan sudah tidak dipakai oleh tubuh yang berada di bawah kulit melalui pembukaan kulit Epidermis.
Kulit adalah Organ terbesar dalam tubuh manusia, karena itu banyak mengandung Darah Kotor/Toksid/Racun yang berkumpul akibat sisa-sisa metabolisme.Toksid/Toksin adalah endapan Racun/Zat Kimia yang tidak bisa diurai oleh tubuh kita. Toksin atau Racun ini boleh dikatakan ada pada setiap orang, karena toksin-toksin ini berasal dari Pencernaan yang hampir setiap hari diisi oleh makanan-makanan yang mengandung Zat Pengawet, Zat Perasa, Zat Pewarna, Zat Pengembang, Pestisida,dll juga Udara diluar yang kondisi sekarang sudah banyak sekali Pencemaran.
Dengan melakukan penghisapan/vakum maka terbentuklah tekanan negatif di dalam cawan/ kop sehingga terjadi drainase cairan tubuh berlebih (darah kotor) dan toksin, menghilangkan perlengketan/ adhesi jaringan ikat dan akan mengalirkan darah “bersih” ke permukaan kulit dan jaringan otot yang mengalami stagnasi serta merangsang sistem syaraf perifer.Dalam beberapa literatur disebutkan bahwa bekam bekerja dengan cara merangsang atau mengaktifkan: (1) sistem kekebalan tubuh, (2) Pengeluaran Enkefalin,(3) Pelepasan neurotransmiter, (4) Penyempitan dan pelebaran pembuluh darah serta (5) “the gates for pain” pada Sistim Syaraf Pusat (CNS) yang berfungsi mengartikan sensasi rasa nyeri.
Apabila dilakukan pembekaman pada titik bekam, maka akan terjadi kerusakan mast cell dan lain-lain pada kulit, jaringan bawah kulit (sub kutis), fascia dan ototnya. Akibat kerusakan ini akan dilepaskan beberapa mediator seperti serotonin, histamine, bradikinin, slow reacting substance (SRS), serta zat-zat lain yang belum diketahui. Zat-zat ini menyebabkan terjadinya dilatasi kapiler dan arteriol, serta flare reaction pada daerah yang dibekam.
Dilatasi kapiler juga dapat terjadi di tempat yang jauh dari tempat pembekaman. Ini menyebabkan terjadinya perbaikan mikrosirkulasi pembuluh darah. Akibatnya timbul efek relaksasi (pelemasan) otot-otot yang kaku serta akibat vasodilatasi umum akan menurunkan tekanan darah secara stabil. Yang terpenting adalah dilepaskannya corticotrophin releasing factor (CRF), serta releasing factors lainnya oleh adenohipofise. CRF selanjutnya akan menyebabkan terbentuknya ACTH, dan corticosteroid.
Corticosteroid ini mempunyai efek menyembuhkan peradangan serta menstabilkan permeabilitas sel.Penelitian lain menunjukkan bekam pada titik tertentu dapat menstimulasi kuat syaraf permukaan kulit yang akan dilanjutkan pada cornu posterior medulla spinalis melalui syaraf A-delta dan C, serta traktus spinothalamicus kearah thalamus yang akan menghasilkan endorphin. Sedangkan sebagian rangsang lainnya akan diteruskan melalui serabut aferen simpatik menuju ke motor neuron dan menimbulkan reflek intubasi nyeri.
Dengan berBEKAM inilah Darah Kotor/Toksid/Racun dapat dibersihkan sehingga darah menjadi Bersih dari Kotoran/Racun yg membuat Sirkulasi Darah menjadi Lancar. Inilah salah satu cara DETOKSIFIKASI (Proses pengeluaran Darah Kotor/Toksid/Racun) yg sangat Efektif dan Tanpa Efek Samping selama orang yg diBEKAM KONDISInya memungkinkan dilakukan pemBEKAMan.
BEKAM dapat menghilangkan rasa sakit, pegal-pegal dan manfaat yang utama adalah membuang racun yang ada dalam tubuh kita.
Reaksi pigmen pada kulit bekas bekam adalah sebagai berikut :
-
Bekas bekam yang muncul berwarna ungu kegelapan atau hitam, pada umumnya hal ini mengindikasikan kondisi defisiensi (kekurangan) pasokan/suplai darah dan channel/saluran (pembuluh) darah yang tidak lancar yang disertai dengan keberadaan darah statis (darah beku).
-
Bekas bekam yang muncul berwarna ungu disertai plaque (bercak-bercak), pada umumnya hal ini menandakan terjadinya gangguan/ kelainan gumpalan darah yang berwarna keunguan dan adanya darah statis (darah beku).
-
Bekas bekam yang muncul berbentuk bintik-bintik ungu yang tersebar dengan tingkatan warna yang berbeda (ada yang tua dan ada yang ungu muda). Hal ini menandakan kelainan “Qi” dan darah statis.
-
Bekas bekam yang muncul berwarna merah cerah, biasanya hal ini menunjukkan terjadinya defisiensi “Yin”, defisiensi “Qi” dan darah atau rasa panas yang dahsyat yang diinduksi oleh defisiensi “Yin”.
-
Bekas bekam yang muncul berwerna merah gelap, hal ini mengindikasikan kondisi lemak di dalam darah yang tinggi disertai dengan adanya panas patogen.
-
Bekas bekam yang muncul berwarna agak pucat/putih dan tidak hangat ketika disentuh, hal ini mengindikasikan terjadinya defisiensi cold (dingin) dan adanya gas patogen.
-
Adanya garis-garis pecah/ruam pada permukaan bekas bekam dan rasa sedikit gatal, hal ini mengindikasikan kondisi adanya wind (lembab) patogen dan gangguan gas patogen.
-
Munculnya uap air pada dinding bagian dalam gelas bekam, menandakan kondisi adanya gas-gas patogen pada daerah tersebut.
-
Adanya blister (lepuhan/lecat) pada bekas bekam, menggambarkan kondisi gangguan gas yang parah pada tubuh. Adanya darah tipis pada blister merupakan reaksi gas panas toksin.
semoga artikel ini bermanfaat..
Komentar
Posting Komentar