Tanya Jawab Seputar Shaum & Bekam
Ulasan singkat
tentang pentingnya berbekam di kala shaum, dikemas dalam bentuk tanya jawab
lugas, dengan tujuan memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang
sering muncul berkaitan dengan melakukan bekam di Bulan Ramadhan.
Simak obrolan
menarik antara Dole & Mamat :
Dole
: Mat! Bekam nyok?
Mamat
: Ah gak dulu Le, ane lagi shaum!
Dole
: Emang kenapa? Ane juga kan lagi shaum!
Mamat
: Ya ane risih aja, takut batal shaum ane
Dole
: Ya nggak lah Mat, bekam kan ga batalin shaum
Mamat
: Tau dari mana ente Le? Awas jangan sok tau ente..
Dole
: Kata ustadz ane juga begitu Mat, makanya sering main ke BRC dong Mat
Mamat
: Ciyus Le!?
Dole
: Ane serius Mat, kalo gak percaya baca aja
bulletin edukasi ini sampe abis Mat..
Mamat
: Otree deh, siaaapp…
Dole
: Mat! Bekam nyok?
Apakah Bekam itu
membatalkan shaum?
Melakukan Bekam
ketika shaum adalah tidak membatalkan shaum, sebagaimana rawatan-rawatan
pengobatan lainnya pun tidak membatalkan shaum selama tidak mengadung proses
makan, minum dan hal-hal yang secara syari'at dikategorikan membatalkan shaum.
"Dari Abbas
RA. Nabi SAW berbekam sedang beliau dalam keadaan shaum". HR. Bukhari
Hadist tersebut
menerangkan bahwa Rasulullah Saw. melakukan Bekam padahal beliau dalam keadaan
shaum, hadits ini menjadi salah satu dasar hukum bahwa bekam tidaklah
membatalkan shaum, namun justeru kemudian menjadi sebuah amalan yang menjadi
utama di kala shaum.
DR. Yusuf Al
Qardhawy juga mengutip hadits di atas dalam bukunya “Puasa Ala Rasul” dalam bab
hal-hal yang tidak membatalkan shaum, padanya beliau mencatat bahwa bekam
termasuk kepada amalan yang tidak membatalkan shaum.
Imam As Syafi’ie
berkata; “Yang aku hafal dari kebiasaan Sahabat R.hum, Tabiin dan para ulama,
yakni bahwa mereka tidak mempermasalahkan bekam ketika shaum.”
Apakah melakukan
Bekam ketika shaum beresiko terhadap kesehatan?
Melakukan Bekam
ketika sedang menjalankan shaum adalah aman, bahkan jika ditinjau dari segi
manfaatnya maka bekam sangat ideal jika dilakukan sangat shaum.
Shaum mampu
mengangkat toksin dan sel-sel yang sudah tidak diperlukan ke permukaan tubuh,
sehingga sangat ideal jika pada saat yang sama juga dilakukan terapi bekam,
karena racun yang sudah ada di permukaan tubuh akan tersedot tuntas oleh
hisapan kop bekam.
Shaum juga mampu
melebarkan pembuluh darah, sehingga bekam pada saat shaum merupakan bekam dalam
kondisi sirkulasi darah yang sangat baik. Ini menyebabkan kesan dari proses
bekam akan cepat direspon oleh tubuh, sehingga tujuan utama dari proses pembekaman
yakni meningkatnya fungsi imunitas tubuh akan cepat dicapai dalam kondisi shaum
tersebut.
Rasulullah Saw.
dan para sahabat Rhum. sudah terbiasa melazimkan (baca : merutinkan) berbekam
ketika shaum, karenanya dengan izin Allah mereka hidup dalam kesehatan yang
paripurna/holistik.
Seorang sahabat
yang sangat istiqamah dalam mengamalkan berbekam ketika shaum salah satunya
adalah Ibnu Umar Ra. Seorang sahabat yang dikenal sangat teguh memegang sunnah
Nabi Saw. Imam Bukhari meriwayatkan bahwa Ibnu Umar Ra. biasa berbekam dalam
keadaan berpuasa, sampai ketika ia semakin tua dan fisiknya menjadi lemah, maka
ia meninggalkan berbekam di siang hari ketika shaum namun tetap melakukannya
pada malam harinya.
Inilah sedikit
dari luasnya hikmah yang dapat kita ambil dari untaian Sunnah Rasulullah Saw.
yang mulia, kemodernan perihidup yang telah ada sejak 14 abad lalu dan
terlupakan oleh kita sebagai ummatnya.
Apakah shaum
menyebabkan stamina dan produktifitas menurun?
Keluhan kesehatan selama menjalankan ibadah shaum biasanya seputar stamina tubuh yang menurun, diantaranya keluhan akan kantuk dan lemas di siang hari. Salah-satunya disebabkan perubahan pola tidur di Bulan Ramadhan, yang menyebabkan jam tidur berkurang, namun sebenarnya bisa disiasati dengan tidak melakukan 'begadang' atau tidur terlalu larut.
Namun ternyata
bukan hanya kurang tidur yang menjadi penyebab utamanya, tapi juga karena
metabolisme tubuh yang berubah. Shaum membuat kadar glukosa dalam darah menurun
yang membuat otak sulit berkonsentrasi. Otak mendapatkan energi dalam bentuk
glukosa, sehingga jika aliran glukosa ke jaringan otak berkurang maka akan
mempengaruhi kinerja dari otak. Otak mengonsumsi 60 persen asupan glukosa
tubuh, jika cadangan energi dalam tubuh berkurang maka kadar glukosa dalam
darah pun berkurang, saat itulah orang akan merasakan mengantuk. Faktor lainnya
adalah kekurangan zat besi.
Maka yang bisa
dilakukan untuk mengurangi resiko ngantuk dan lemas saat shaum adalah dengan
mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat kompleks ketika shaur,
karbohidrat kompleks berguna untuk memberikan cadangan glukosa yang mencukupi
selama shaum, diantaranya bisa didapat pada Nasi Merah, Madu , Kurma dll.
Sedangkan untuk mencukupi kebutuhan zat besi bisa didapat dari mengkonsumsi
sayur-sayuran hijau, Spirulina(herbal) dan juga pada Sari Kurma.
Makanan apa saja yang paling baik dikonsumsi ketika berbuka?
Kekeliruan yang sering dilakukan ketika berbuka shaum adalah mendahulukan makanan berat dalam jumlah banyak seketika berbuka. Perilaku demikian bisa menyebabkan berbagai ketidaknyamanan dan masalah pencernaan serta mengganggu kegiatan ibadah di malam harinya.
Saluran pencernaan
membutuhkan waktu untuk memproses makanan setelah mengalami kekurangan kalori
akibat seharian penuh berpuasa. Maka berlebihan mengkonsumsi makanan berat saat
berbuka akan memaksa lambung memproduksi berbagai enzim dalam satu waktu, sehingga
menimbulkan rasa tidak nyaman.
Agar tidak terjadi
hal-hal seperti tersebut di atas maka dianjurkan untuk menerapkan pola makan
sehat sewaktu berbuka, yaitu dengan cara menyegerakan berbuka dengan
mengkonsumsi segelas air dan makanan ringan yang mudah dicerna, sangat
diutamakan jika dapat memperoleh kurma seperti yang dilazimkan oleh Rasulullah
Saw, ketika berbuka;
Salman bin Amir
Radhiallahu anhu bercerita bahwa Nabi Saw. pernah bersabda: jika salah seorang
diantara kalian hendak berbuka puasa, maka berbukalah dengan kurma kering. Jika
tidak ada maka minumlah air putih karena air putih itu membersihkan. (HR At
Tirmidzi)
Kurma mengandung
berbagai macam nutrisi penting, diantaranya adalah karbohidrat komplek yang
berguna untuk menyeimbangkan kadar glukosa dalam darah.
Makanan apa saja yang paling baik dikonsumsi ketika sahur?
Makanan yang dipilih ketika sahur sangat penting dalam membantu menentukan kualitas kebugaran tubuh ketika menjalankan shaum. Sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan alami yang kaya serat dan nutrisi, hindarkan makanan yang mengandung senyawa kimia sintetis (pengawet/perasa/pewarna buatan).
Sayuran, protein
dan buah-buahan, serta cukupkan kebutuhan air minum dengan secara bertahap
mengkonsmusi 2 liter air. Suplai tambahan nutrisi dari herbal-herbal alami pun
sangat baik untuk membantu tubuh mencapai kebugaran yang optimal dan mencegah
dari berbagai serangan penyakit di kala shaum. Sari Kurma dan Madu menjadi
'wajib' dikonsumsi bagi mereka yang beraktifitas padat di siang hari.
Cinnamomum juga bisa membantu bagi mereka yang memiliki masalah pada pencernaan.
Apakah shaum bisa menyebabkan atau memperparah Gastritis (Maag)?
Shaum berarti mengubah pola hidup, terutama pola makan. Saat shaum, kita hanya diperbolehkan makan pada waktu sahur dan buka puasa.
Perubahan pola
makan saat shaum sebenarnya dapat memberikan manfaat bagi kesehatan, bahkan
diyakini mampu mengendalikan penyakit tertentu. Beberapa penelitian menunjukkan
berpuasa memberikan keuntungan bagi tubuh, yang tidak diperoleh ketika tidak
sedang berpuasa.
Namun, terkadang
bagi orang-orang yang memiliki catatan kesehatan tertentu, berpuasa
mendatangkan kekhawatiran. Pasalnya ada beberapa penyakit yang 'katanya' rentan
terkena masalah apabila melakukan shaum. Saat jam biologis tubuh manusia
bergeser pada waktu menjalankan ibadah shaum, sebetulnya tubuh pasti akan
bertoleransi. Biasanya, para pengidap penyakit maag paling sering
mempertanyakan,
apakah mereka bisa menjalankan ibadah shaum dengan aman?
apakah mereka bisa menjalankan ibadah shaum dengan aman?
Pada prinsipnya, secara umum penderita maag boleh menjalani ibadah shaum bahkan dianjurkan, apalagi bila penyakit maag itu hanya gangguan fungsional dan masih dalam tahapan ringan. Yang tidak disarankan untuk shaum adalah mereka yang telah sampai pada tahap parah, misalnya mengalami muntah-muntah dan pendarahan.
Strategi dalam
pengaturan makanan saat santap sahur dan berbuka puasa juga berperan untuk
mengurangi gejala maag. Dalam kondisi diperlukan bisa dibantu dengan
mengkonsumsi herbal-herbal yang menguatkan pencernaan.
Apakah shaum bisa menyebabkan Sariawan?
Keluhan penyakit yang juga kerap terjadi pada orang yang sedang shaum adalah sariawan dan bibir pecah-pecah. Untuk sariawan, biasanya penyakit ini akan hilang dengan sendirinya setelah empat hari. Namun bila tidak kunjung sembuh maka Anda harus mengambil tindakan pengobatan, terutama jika sariawan tersebut disebabkan oleh infeksi bakteri yang membutuhkan antibiotik. Walaupun sesaat, penyakit tersebut tentunya akan mengganggu.
Sariawan, atau
stomatitis aftosa, adalah sebuah peradangan yang terjadi pada lapisan mukosa
mulut berupa bercak putih kekuningan dengan permukaan agak cekung dan biasanya
muncul di lidah, gusi, langit-langit mulut, dan pipi bagian dalam.
Prof. Dr. drg.
Melanie S. Djamil, Biomed, sariawan yang muncul lebih terkait ke daya tahan
tubuh. "Jika lama tidak puasa, misalnya tak terbiasa puasa Senin-Kamis,
terus sekarang menjalani puasa Ramadhan selama sebulan penuh, kimia tubuh akan
mengalami perubahan. Epitel pada rongga mulut saat berpuasa tidak cepat
regenerasi, akibatnya terkena sikat gigi atau tergigit sedikit akan menimbulkan
luka yang menjadi sariawan,"
Untuk mengurangi
resiko Sariawan ketika shaum adalah dengan makan dengan tenang ketika sahur
atau berbuka untuk menghindari agar bibir atau lidah tergigit. Juga bisa
dibantu dengan mengkonsumsi yoghurt, dan herbal-herbal yang kaya Vitamin C
ketika sahur.
. . .
Alhamdulillah, semoga kita
diberikan kesehatan dan umur untuk bisa bertemu dengan Bulan Penuh Berkah;
Ramadhan, dan mampu memaksimalkan setiap waktu di dalamnya dalam kenikmatan
ibadah, amiin.
Komentar
Posting Komentar