MU'JIZAT AL QURAN SURAT AN NAHL : 66


MU'JIZAT AL QURAN SURAT AN NAHL : 66

Pada kesempatan kali ini, mari kita coba mengambil hikmah dari QS. An Nahl : 66 bunyi ayat tersebut,


وإن لكم في الأنعام لعبرة نسقيكم مما في بطونه من بين فرث ودم لبنا خالصا سآئغا للشاربين  

"Dan sungguh, di dalam binatang-binatang ternak itu ( An'aam ), benar-benar terdapat pelajaran bagi kalian. Kami memberi minum kalian dari apa-apa yang ada di dalam perut-perut ( buthuun) se-ekor binatang ternak, berupa susu yang bersih murni yang keluar diantara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya" ( TQS. Al An'am : 66).

        Seekor binatang ternak, bahasa Arabnya adalah "na'am", sedangkan bentuk pluralnya adalah "an'aam". Kata ganti kepemilikan ( dhomir muttashil bil ismi ) untuk "na'am" adalah "hi" ( atau bahasa Inggrisnya "his", lelaki tunggal / mudzakkar mufrod ), sedangkan kata ganti kepemilikan untuk "an'aam" adalah "haa" ( bahasa Inggris : "her", sebab jama' yang tidak berakal dalam bahasa Arab digolongkan perempuan tunggal / muannats mufrad ). Sedangkan perut, bahasa Arabnya adalah "bathnun", bentuk jama' / pluralnya adalah "buthuun".

         Jadi kalau ingin mengatakan "dalam perut seekor binatang ternak", bahasa Arabnya adalah "fii bathnin na'am" atau "fii bathnihi". Sedangkan jika dikatakan "fii buthuuni 'l an'aam", atau "fii buthuunihaa", artinya adalah di dalam perut-perut binatang-binatang ternak.

        Kita perhatikan QS. An Nahl di atas menggunakan kata " fii buthuunihi", bukan "fii buthuunihaa", meskipun pada awal ayat menggunakan kata "al an'aam " yang seharusnya ber-dhomir "haa". Apakah ada kesalahan penulisan Qur'an, seharusnya "fii buthuunihaa" ditulis "fii buthuunihi" ? Orang-orang orientalis Barat pada abad 18~19 menggunakan ayat ini untuk menuduh terjadinya kesalahan penulisan Al Qur'an sebab —menurut mereka— tidak sesuai dengan kaidah bahasa Arab, seharusnya "haa" ditulis "hi".

         Kita katakan disini : Tidak ada salah tulis, bahkan frase "fii buthuunihi" justru menggambarkan bagaimana Al Qur'an menjelaskan secara singkat mekanisme pengolahan susu sehingga bisa terpisah dari kotoran dan darah sebagaimana diungkapkan dalam ayat tersebut. Frase "fii buthuunihi" artinya " di dalam perut-perut seekor binatang ternak". Artinya, sejak 15 abad lalu, Al Qur'an sudah menjelaskan bahwa perut seekor binatang ternak itu ada banyak segment, yang kesemuanya terlibat dalam pemurnian susu.

       Fenomena ini baru diketahui abad 20 ini saja. Bahkan jika kita membaca tafsir Ibnu Katsir ( ditulis pada abad 7 H , sekitar 1300 M ) , beliau  menyatakan yang intinya  "fii buthuunihi pengertiannya sama dengan fii buthuunihaa, di mana frase terakhir ini digunakan dalam QS. Al Mu'minuun : 21 ". ( Lihat Tafsir Ibnu Katsir Juz 2 : 595, terbitan Darul Kutub Lebanon ). Ibnu Katsir tidak salah, memang saat itu belum diketahui bahwa seekor binatang memiliki bermacam-macam perut untuk memurnikan susu.

QS. An Nahl : 66 ini membicarakan proses pemurnian susu sehingga perlu disinggung banyaknya perut yang ada dalam seekor binatang menyusui, sedangkan QS. Al Mu'minun : 21 tidak menyinggung proses pemurnian susu, sehingga tidak perlu mengungkapkan realitas ilmiah ini.

        Jika kita lihat gambar struktur  perut sapi, ternyata disana terdapat 4 bagian yang dikenal dengan istilah lambung ruminansia , yaitu rumen (perut besar), retikulum (perut jala), omasum (perut kitab), dan abomasum (perut masam), dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya, Pada Unta hanya ada 3 bagian perut...Intinya sejak 15 abad lalu, Al Qur'an sudah memberikan informasi ini kepada kita.

           Semoga ini menambah keyakinan kita bahwa Al Qur'an benar-benar Firman Allah Tuhan Pencipta dan Pengatur Alam Semesta, menambah semangat kita untuk mengamalkan isinya. Amiin.

Wallahu a'lamu bishowaab.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CABANG BRC (Bekam Ruqyah Center)

penyakit tipes/thypus

10 Daftar Wajib Buah yang Bagus Untuk Ibu Hamil

BEKAM RUQYAH CENTER BRC hadir untuk kesembuhan dan kesehatan anda

Manfaat Minyak Zaitun.

TERAPI LINTAH

ISPA (Infeksi saluran pernapasan)