Kapan sebaiknya minum obat ketika sedang puasa?
Kapan minum obat ketika sedang berpuasa? Untuk mendapatkan efek obat yang optimal, obat harus diminum pada waktu yang tepat. Tepat bisa terkait dengan sebelum atau sesudah makan, atau terkait dengan waktu minum obat (pagi, siang, atau malam).
Obat adalah suatu senyawa kimia yang memiliki aneka sifat dan efek. Sebagian kecil obat diserap di lambung, dan sebagian besar diserap di usus. Obat dapat berinteraksi dengan makanan, uniknya ada obat-obat yang penyerapannya terganggu dengan adanya makanan,dan ada juga yang justru terbantu dengan adanya makanan, dan ada yang tidak terpengaruh dengan ada atau tidaknya makanan. Hal ini akan menentukan kapan sebaiknya obat diminum, sebelum atau sesudah makan. Jangan salah, yang dimaksud dengan sebelum makan adalah ketika perut dalam keadaan kosong, sedangkan sesudah makan adalah sesaat sesudah makan, ketika perut masih berisi makanan, jangan lewat dari 2 jam. Jika lebih dari 2 jam setelah makan, makanan sudah diolah dan diserap, kondisinya bisa disamakan dengan sebelum makan.
Obat akan memberikan khasiat apabila kadarnya stabil dalam darah. Agar tercapai kadar yang stabil, penggunaan obat harus disesuaikan dengan sifat kimia fisika masing-masing obat. Kadar obat dapat terjaga stabil dalam tubuh apabila diminum dalam jarak watu yang teratur. Misalnya obat yang diminum 3 kali sehari, maka obat tersebut diminum setiap 8 jam sedangkan obat yang diminum 2 kali sehari maka diminum setiap 12 jam.
Hambatan yang perlu dipecahkan bagi orang yang berpuasa adalah waktu pemakaian obat pada bulan puasa, penderita harus mengatur pemakaian obat dengan baik, sehingga tetap dapat menjalankan ibadah puasa dengan tidak melupakan aturan pemakaian obat. Waktu leluasa menggunakan obat yang semula 24 jam, pada saat puasa berubah menjadi hanya sekitar 10,5 jam (dari saat berbuka hingga waktu subuh), sehingga harus diatur sedemikian rupa agar obat yang diminum tetap efektif dan bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit.
Berikut adalah panduan minum obat pada saat berpuasa:
1. Obat dengan aturan pakai tiga kali sehari:
Minumlah obat pada saat berbuka puasa, sebelum tidur (sekitar jam 10 malam), dan pada saat sahur. Kecuali obat-obat tertentu seperti beberapa antibiotik, obat yang memiliki indeks terapi sempit, seperti Theophyllin, Digoxin, Phenythoin, sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter atau apoteker.
2. Obat dengan aturan pakai dua kali sehari:
Minumlah obat pada saat berbuka dan pada saat sahur. Kecuali obat-obat H2 bloker (untuk pengobatan maag), seperti Ranitidin, Cimetidin, dan Famotidin sebaiknya diminum menjelang tidur dan sebelum makan sahur Hal ini disebabkan asam lambung mencapai kadar paling tinggi pada saat dini hari, sehingga sebaiknya diminum malam hari untuk mencegah kenaikan asam lambung berlebihan
3. Obat dengan aturan pakai satu kali dalam sehari:
Obat boleh diminum pada saat berbuka atau pada saat sahur, yang penting harus konsisten (tetap). Misal jika obat diminum setelah berbuka, maka hari berikutnya harus diminum setelah berbuka juga.
Pedoman untuk pasien khusus
• Pasien diabetes: Penderita diabetes harus ekstra hati-hati jika memutuskan untuk berpuasa. Pada umumnya pasien diabetes tidak dianjurkan menggunakan obat pada saat sahur untuk menghindari terjadinya hipoglikemia yaitu penurunan kadar gula darah dalam tubuh. Sehingga dianjurkan obat diminum saat berbuka puasa untuk mengontrol kadar gula dalam darah karena pada saat tersebut ada kecenderungan kadar gula dalam darah akan meningkat berlebihan.
• Pasien hipertensi dan jantung: Seseorang yang memiliki tekanan darah tinggi ringan sampai sedang dengan kelebihan berat badan dianjurkan untuk tetap berpuasa, karena puasa dapat membantu menurunkan tekanan darah. Disarankan obat hipertensi diminum saat makan sahur sehingga obat tersebut dapat mengendalikan tekanan darah selama beraktivitas di siang hari. Riset menunjukkan bahwa tekanan darah mencapai angka paling tinggi pada pukul 9 – 11 pagi dan paling rendah pada malam hari setelah tidur. Perlu hati-hati jika obat anti hipertensi diminum malam hari karena mungkin terjadi penurunan tekanan darah yang berlebihan pada saat tidur. Pasien dengan pengobatan menggunakan diuretik, maka dosis diuretik harus dikurangi untuk menghindari terjadinya dehidrasi. Untuk pasien dengan tekanan darah tinggi dan penyakit jantung yang berat dianjurkan untuk tidak berpuasa.
• Pasien dengan keluhan sakit kepala migrain: Pada pasien penderita migrain dianjurkan untuk tidak berpuasa karena ada peningkatan asam lemak bebas dalam darah, yang secara langsung akan mempengaruhi tingkat keparahan penyakit.
Komentar
Posting Komentar